Sabtu, 11 Mei 2013

bencana membawa berkah (sisi lain dari keindahan)

masih ingatkah kita bencana longsoran gunung bawakaraeng di tahun 2004?
Dinding kaldera Gunung Bawakaraeng yang longsor 26 Maret 2004 meninggalkan luka mendalam. Megalongsoran terbesar di dunia dengan volume 250-300 juta m3 itu menewaskan 32 orang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
 Bukan hanya itu, longsor tersebut juga melukai ratusan orang. Sebanyak 6.333 orang dievakuasi. Sebagian dari mereka, kini masih trauma jika mengingat bencana tersebut. Longsoran tersebut juga mengubur permukiman, ladang, sawah, ternak penduduk, dan meruntuhkan jembatan yang membentang di Sungai Jeneberang. Sekitar 635 ekor sapi dinyatakan hilang terkubur bersama longsoran.
tapi duka itu kini telah berlalu, longsan dinding kaldera tersebut kini menjadi berkah bagi warga sekitaran kaki gunung bawakareng krn longsoran tersebut membawa begitu banyak material tanah, pasir dan batu yg kini di jadikan salah satu mata pencaharian mereka.

seorang penambang pasir sedang menyekop pasir di bantaran sungai dekat lereng gunung bawakaraeng
menambang pasir kini menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat sekitaran kaki gunung bawakaraeng selain bertani dan mengembala ternak

mengais rezeki dengan bermodalkan sekop untuk mengumpulkan material pasir dan batu                                  



duka itu telah berlalu, kini saatnya bangkit dan terus berjuang untuk melajutkan hidup
tanpa mengenal lelah, mengumpulkan serpihan bencana yang berubah menjadi berkah